caraku SHARE informasi (CSI), Air susu ibu merupakan makanan terbaik untuk bayi berusia 0-6 bulan. Selepas usia tersebut, si kecil perlu di kenalkan makanan pendamping ASI (MPASI). Namun memberikan makanan pendamping ASI tidaklah semudah yang di bayangkan, karena kebutuhan gizi dan minat makan bayi terkadang tidak sesuai.
Nah, untuk itu dokter spesialis anak Rumah Sakit dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) Soedjatmiko memaparkan beberapa kiat memilih MPASI yang tepat berikut ini:
1. Anak Mau Memakannya.
Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya cukup gizi yang di penuhi melalui konsumsi ASI dan MPASI mereka. Hanya saja, jika tidak di sukai anak, maka memberikan MPASI padat gizi saja tidak cukup.
"Orang tua perlu juga memperhatikan rasa dan tekstur makanan yang di sukai anak," tandasnya.
Agar anak cenderung tidak menolak setiap di berikan MPASI, menurut Soedjatmiko, sebaiknya ibu saat hamil sudah makan makanan yang bergizi dan bervariasi. Bagaimanapun janin sudah mampu mengenali rasa makanan yang di makan ibu, sehingga mereka pun akan lebih mudah menerima makanan tersebut saat ibu sudah "mengenalinya" sedini mungkin.
2. Berat Badan Naik.
Tanda untuk mengenali apakah anak menyukai atau tidak MPASI yang di berikan terkadang sulit di kenali. Namun cara yang mudah untuk mengenalinya adalah dengan melihat dari berat badannya. Jika setiap bulan naik terus, sesuai dengan grafik pertumbuhan, maka artinya MPASI yang di berikan cocok untuknya.
3. Tidak Muntah, BAB Encer, dan Alergi.
Salah satu tanda MPASI tidak cocok di berikan pada anak adalah dari reaksi yang di tunjukannya. Jika anak mengalami muntah dan timbul alergi, mungkin MPASI tersebut tidak cocok untuknya.
"Kalau timbul alergi saat makan MPASI tertentu, orang tua perlu mengetahui kandungan yang membuat anak alergi dan menggantinya. Misalnya susu sapi membuat anak alergi, maka pilihlah MPASI yang tidak mengandung susu sapi," tuturnya.
4. Bahannya Mudah Didapat Dilingkungan Tempat Tinggal.
MPASI sebaiknya tidak perlu di buat terlalu menyulitkan, maka Soedjatmiko menyarankan supaya MPASI di buat dari bahan yang mudah di temui di lingkungan tempat tinggal. Misalnya tinggal di Jawa, maka sebaiknya MPASI tidak dari bahan yang hanya tumbuh di Papua. Meskipun butuh variasi, imbuh dia, namun tetatp perlu di sesuaikan dengan lingkungan tempat tinggal.(ac)
sumber : health
Nah, untuk itu dokter spesialis anak Rumah Sakit dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) Soedjatmiko memaparkan beberapa kiat memilih MPASI yang tepat berikut ini:
1. Anak Mau Memakannya.
Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya cukup gizi yang di penuhi melalui konsumsi ASI dan MPASI mereka. Hanya saja, jika tidak di sukai anak, maka memberikan MPASI padat gizi saja tidak cukup.
"Orang tua perlu juga memperhatikan rasa dan tekstur makanan yang di sukai anak," tandasnya.
Agar anak cenderung tidak menolak setiap di berikan MPASI, menurut Soedjatmiko, sebaiknya ibu saat hamil sudah makan makanan yang bergizi dan bervariasi. Bagaimanapun janin sudah mampu mengenali rasa makanan yang di makan ibu, sehingga mereka pun akan lebih mudah menerima makanan tersebut saat ibu sudah "mengenalinya" sedini mungkin.
2. Berat Badan Naik.
Tanda untuk mengenali apakah anak menyukai atau tidak MPASI yang di berikan terkadang sulit di kenali. Namun cara yang mudah untuk mengenalinya adalah dengan melihat dari berat badannya. Jika setiap bulan naik terus, sesuai dengan grafik pertumbuhan, maka artinya MPASI yang di berikan cocok untuknya.
3. Tidak Muntah, BAB Encer, dan Alergi.
Salah satu tanda MPASI tidak cocok di berikan pada anak adalah dari reaksi yang di tunjukannya. Jika anak mengalami muntah dan timbul alergi, mungkin MPASI tersebut tidak cocok untuknya.
"Kalau timbul alergi saat makan MPASI tertentu, orang tua perlu mengetahui kandungan yang membuat anak alergi dan menggantinya. Misalnya susu sapi membuat anak alergi, maka pilihlah MPASI yang tidak mengandung susu sapi," tuturnya.
4. Bahannya Mudah Didapat Dilingkungan Tempat Tinggal.
MPASI sebaiknya tidak perlu di buat terlalu menyulitkan, maka Soedjatmiko menyarankan supaya MPASI di buat dari bahan yang mudah di temui di lingkungan tempat tinggal. Misalnya tinggal di Jawa, maka sebaiknya MPASI tidak dari bahan yang hanya tumbuh di Papua. Meskipun butuh variasi, imbuh dia, namun tetatp perlu di sesuaikan dengan lingkungan tempat tinggal.(ac)
sumber : health
0 komentar:
Post a Comment